Wikipedia

Hasil penelusuran

Translate

Merengkuh Keajaiban Biduk-Biduk


















Bagai melihat cermin, bisa berkaca dan melihat dasar danaunya. Itu baru secuil keindahan dari sekian banyak panorama alam menakjubkan lainnya yang saya dapatkan saat berkunjung ke Danau Labuan Cermin di Biduk Biduk, Berau, Kalimantan Timur.

Di Kalimantan Timur, jauh di pedalamannya terdapat sebuah danau cantik bernama Danau Labuan Cermin. Danau jernih initidak hanya memiliki pemandangan yang menawan tapi juga unik, memiliki kandungan air asin seperti laut dan juga air tawar. Petualangan ke Biduk Biduk ini saya lalukan pada akhir Agustus 2014.

Perjalanan Panjang yang Mendebarkan

Menjelang tengah hari, dengan menggunakan mobil 4x4 double cab saya memulai perjalanan panjang menuju salah satu tempat terindah di Indonesia. Sempat mampir ke Bontang sebelum akhirnya lanjut ke Bengalon untuk istirahat dan bermalam. Sore harinya sudah sampai di Bengalon setelah sempat mengisi bahan bakar di Sangatta. Saya memang berencana menginap karena untuk melanjutkan perjalanan malam sangat riskan karena banyak melewati perkebunan sawit dengan banyak persimpangan. Sementara perjalanan Bontang-Bengalon relative lancar karena masih ramai dan jalannya lumayan bagus walaupun ada beberapa tempat yang sudah mulai berlubang.
Pagi hari sekitar jam 06.00 saya sudah berangkat. Perjalanan dari Bengalon ini benar benar menyiksa, karena jalannya rusak parah dan sebagian masih dalam perbaikan. Walaupun memakai mobil 4x4 tetap saja sangat terasa goncangannya. Setelah satu setengah jam sampailah di Simpang Kaliorang, sungguh membuat pegal seluruh badan. Rute yang dilalui sebagian besar adalah hutan atau kebun masyarakat, sangat jarang menjumpai rumah-rumah penduduk. Dari Simpang Kaliorang menuju Kaubuh relatif lancar hanya butuh waktu satu jam karena jalannya baru diperbaiki.
Dari Kaubuh kita harus menyeberangi sungai. Ini merupakan cara untuk memperpendek jarak, jika tidak kita akan jalan memutar selama lebih kurang lima jam. Biaya sekali penyeberangan Rp. 250.000 per mobil, sekali jalan dapat memuat sekitar 3 mobil. Setelah menyeberang sungai selanjutnya medan yang kita lalui adalah jalan logging kayu yang sudah diperkeras. Sepertinya sudah tidak terlalu aktif karena di kiri kanan dan sejauh mata memandang sudah menjadi perkebunan sawit. Jarak 25 km terasa lama sekali karena pemandangan yang ada sangat monoton, hanya sawit dan sawit. Tiga kali menanyakan arah jalan karena salah jalur dan sempat juga mencari jalur tercepat menuju Biduk Biduk sebelum bertemu dengan jalan aspal yang mulus.
 

Terpesona Kejernihan Labuan Cermin

Sekitar jam 11 siang akhirnya saya melihat plang bertuliskan “Selamat Datang di Desa Wisata Biduk- Biduk.” Pemandangan di sini sudah mulai tampak keindahannya. Pohon-pohon kelapa tinggi menjulang tertata rapi, sungai-sungai kecil yang jernih memotong jalan dan rumah-rumah berukuran kecil yang terbuat dari kayu di pinggir pantai. Rumahrumahnya kelihatan asri dikarenakan tertata rapi dan terdapat rumput hijau yang menyejukan mata. Rasa lelah akibat perjalanan panjang sekitar 11 jam sepertinya tak dihiraukan. Setelah shalat Jumat, saya langsung ke jembatan besi untuk menuju ke Labuan Cermin, tak lupa membawa bekal untuk makan sehabis snorkeling di sana.
Wisata di Labuan Cermin sudah dikelola oleh sekelompok warga lokal secara swadaya. Salah satunya adalah dengan menyediakan kapal kayu untuk mengantarkan wisatawan menuju lokasi danau. Untuk rombongan, tarif kapal hanya dipatok Rp. 10.000 saja per orang. Namun jika sewa penuh , maka tarif sewanya untuk pulang-pergi menjadi Rp. 100.000,-. Di sini juga tersedia penyewaan alat snorkeling dengan tarif Rp. 50.000 full set. Pengelola wisata Danau Labuan Cermin sangat antusias dalam menjaga kelestarian dan kebersihan danau. Hal itu dibuktikan dengan rutinnya mereka memungut seluruh sampah yang biasanya ada di sekitar dermaga kayu di dalam area danau. Tak heran, Danau Labuan Cermin selalu terlihat bersih meski sering dikunjungi oleh banyaknya wisatawan domestik.
Setelah menaiki perahu sekitar 15 menit melewati teluk yang sangat jernih, tibalah di ujung teluk. Di antara rerimbunan pohon ada jalur masuk menuju Labuan Cermin. Setelah menerobos pepohonan, barulah terlihat danau indah dengan airnya yang hijau jernih. Setelah sandar, seperti biasanya kegiatan utama saya adalah hunting foto. Mencari angle yang bagus dan mencoba beberapa lokasi yang berbeda. Setelah puas dengan foto, saya pun langsung ber-snorkeling ria di kebeningan Danau Labuan Cermin. Suasananya tenang dan terasa asri sekali dengan adanya pohon-pohon rindang yang mengelilingi danau indah ini. Hilang sudah letih selama perjalanan, luluh bersama kesegaran air danau tersebut. Setelah puas snorkeling, saya berganti baju di tepi danau yang sudah disediakan toilet dan kamar ganti. Selanjutnya saya meninggalkan Danau Labuan Cermin yang sangat cantik itu untuk kembali ke penginapan.
Saat perjalanan pulang ke penginapan saya dimanjakan dengan pemandangan pantai yang meneduhkan hati. Nyaman sekali rasanya tinggal di kampong ini. Rumah-rumah di pinggir pantai dengan pohonpohon kelapanya yang menjulang tinggi serta anak-anak kecil yang sedang bermain menciptakan suasana damai sore itu. Saya juga sempat berhenti untuk bermain ayunan di pohon kelapa dengan anak anak yang sedang riang gembira bermain di pantai putih tanpa batas. Sungguh momen yang mahal bagi orang kota, namun hal tersebut merupakan keseharian bagi anak-anak tersebut. Biduk-Biduk juga mengoleksi garis pantai yang indah, membentang panjang dengan pasir putihnya. Lautnya jernih dan biru, sayangnya potensi pantai ini belum dikelolasecara maksimal.
Malam hari di kampung Biduk-Biduk cukup sepi, suara pelepah kelapa yang bergoyang tertiup angin serta suara ombak menjadi teman saat bersantai. Sayangnya malam itu saya kesulitan untuk mencari makan, karena di sini warungnya sangat terbatas. Meskipun akhirnya saya menemukan warung makan dengan lauk ayam, namun terasa aneh di tepi pantai makan dengan lauk ayam dan tidak ada yang jual seafood. Namun bagaimana pun juga tempat ini sangat pas untuk istirahat menjauh dari kesibukan kota. Malam itu saya charge semua alat elektronik, karena di Biduk-Biduk listrik hanya menyala jam 6 sore sampai jam 6 pagi.



Teluk Sulaiman: Tempat Ikan Diburu

Pagi setelah sarapan, saya menuju Teluk Sulaiman di ujung kampung Biduk Biduk untuk rencana explore pulau dan spot sekitar Biduk Biduk. Sekitar 15 menit kami sudah sampai Teluk Sulaiman. Teluk Sulaiman merupakan teluk besar yang lanskap alamnya sangat indah. Hamparan air di teluk yang membentang luas dibentengi oleh barisan pegunungan. Di Teluk Sulaiman inilah terdapat banyak ikan laut yang banyak diburu para pemancing. Banyak warga local di Biduk-Biduk yang menjajal hobi memancing di sekitar teluk. Ada sebuah dermaga kayu berukuran cukup besar di sekitar teluk. Di ujung dermaga itulah biasanya banyak warga yang memancing ikan sambil menghabiskan waktu. Pemandangan teluk yang indah, terkadang mampu menghibur si pemancing meski kail belum membuahkan hasil.


Dua Yang Tak Tertinggal

Setelah dari Teluk Sulaiman, saya mulai explore dengan perahu yang sudah saya sewa Rp. 600.000 per hari. Perahu menuju objek wisata bahari andalan Biduk-Biduk, namanya adalah Pulau Kaniungan Besar. Sebuah pulau di tengah lautan yang jaraknya sekitar 40 menit dari Teluk Sulaiman dengan menggunakan perahu. Sebelum sampai Pulau Kaniungan Besar, saya singgah dulu ke Teluk Sumbang, tetapi dalam perjalanan ke Teluk Sumbang kena hujan yang walaupun tidak deras tetapi berlangsung lama sepanjang perjalanan, di Teluk Sumbang kami hanya explore pantai dan juga air terjun di tepi pantai yang ukurannya kecil. Sebenarnya ada air terjun yang besar, tetapi lokasinya agak di dalam dan perlu trekking, karena hujan maka rencana ke air terjun kami batalkan dan langsung menuju ke Pulau Kaniungan Besar. Di Pulau Kaniungan Besar terdapat pantai yang pasirnya putih dan bersih. Airnya jernih dengan keberagaman terumbu karang yang masih alami. Tak ada penginapan di pulau ini, sehingga wisatawan biasanya tidak bermalam di pulau tersebut.
Setelah puas bermain dan bersantai dipantai yang indah, saya coba untuk snorkeling. Dibandingkan dengan lokasi lain, misalnya Maratua atau Bunaken, daerah ini masih kalah jernih. Menurut yang bawa kapal, memang di bulan agustus ini cuaca kurang bagus, sehingga laut memang agak keruh. Tetapi terumbu karang dan ikannya cukup bervariasi, semakin siang arus semakin kencang dan akhirnya saya akhiri snorkeling untuk kembali ke penginapan. Tepat pukul 14.00 Wita saya kembali ke samarinda, serasa berat meninggalkan Biduk Biduk dengan laut berwarna kehijauan serta juga pohon kelapa di sepanjang jalan yang tampak asri. Surga ini tidak akan pudar selama masyarakat sekitar selalu merawat dan menjaganya.

Pulau Sangalaki







 Pulau Sangalaki adalah sebuah pulau kecil seluas 15,9 hektar. Pulau ini adalah salah satu pulau yang merupakan bagian dari Kepulauan Derawan. Kepulauan Derawan adalah gugusan pulau yang terkenal hingga ke mancanegara. Selain dari Sangalaki, pulau lain yang terkenal dari Kepulauan Derawan adalah Pulau Kakaban dan Pulau Derawan. Pulau Sangalaki terletak di bagian semenanjung utara perairan Kabupaten Berau. Oleh karena itu secara administratif, Pulau Sangalaki masuk kedalam wilayah Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Sebagian besar penyu yang ada di dunia merupakan spesies yang terancam punah. Itu termasuk spesies penyu sisik dan penyu hijau yang hidup di Pulau Sangalaki. Bukan hanya itu saja, tapi Pulau Sangalaki juga merupakan tempat bertelur utama bagi penyu hijau di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu wajar saja apabila Pulau Sangalaki mempunyai fasilitas konservasi penyu yang sangat baik.
Tidak begitu sulit untuk menemukan penyu di Pulau Sangalaki. Ketika anda berjalan dipantai saja suda terlihat beberapa jejak penyu. Hanya saja penyu ini baru datang ke Pulau Sangalaki pada saat malam hari. Pada malam hari bisa ditemui puluhan penyu yang datang kesini. Setiap tahunnya total ada lebih dari 3.700 penyu yang mampir ke pulau ini.
Mereka datang ke Pulau Sangalaki untuk bertelur, terutama pada saat air laut sedang pasang. Kegiatan bertelur para penyu di Pulau Sangalaki bisa dibilang semi alami. Karena setelah penyu-penyu tersebut selesai bertelur, telur yang sudah ditetaskan akan diawasi. Apabila dirasa tidak aman posisi dimana penyu menguburkan telurnya, maka akan ada beberapa petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang memindahkan telur ini ke lokasi lain yang dianggap lebih aman. Hewan seperti biawak yang juga tinggal di Pulau Sangalaki dikenal suka memangsa telur penyu.
Satu penyu dewasa mampu bertelur sebanyak 100 butir. Setiap malamnya ada lebih dari 20 penyu dewasa yang bertelur di Pulau Sangalaki. Karena mereka bertelur dalam waktu yang berdekatan, maka pada saat menetas akan ada ribuan anak penyu yang disebut dengan tukik sedang berebutan untuk duluan menuju laut.
Sayangnya, meskipun jumlah tukik yang baru menetas bisa mencapai ribuan, namun hanya beberapa dari mereka yang akan bertahan hingga dewasa. Ketika baru menyentuh perairan saja sudah ada beberapa ekor elang yang terbang diatas laut sedang mengintai tukik. Satu ekor elang ini mampu memakan 3 hingga 4 ekor tukik. Belum lagi berbagai predator pemangsa tukik yang ada di lautan. Bahkan ketika mereka sudah dewasa dan berukuran besar dengan cangkang yang kuat, masih tetap tidak aman dari predator.
Ada hiu yang dikenal suka memangsa penyu dewasa dengan gigi taring yang kuat dan mampu merobek cangkang penyu yang keras. Dari ribuan tukik yang menetas di Pulau Sangalaki, hanya puluhan yang berhasil hidup hingga dewasa. Sebagian dari penyu dewasa ini akan kembali lagi ke Pulau Sangalaki untuk bertelur.
Tidak seperti Pulau Derawan yang dikembangkan sepenuhnya untuk tujuan wisata, hanya 3% dari Pulau Sangalaki yang dibangun. Sisanya dibiarkan dalam keadaan sealami mungkin.
Karena memang pada Pulau Sangalaki lebih ditekankan dalam usaha konservasi dan ekologi. Tapi bukan berarti tidak ada fasilitas sama sekali disini. Ada pihak swasta yang menyediakan berbagai fasilitas untuk kegiatan snorkeling, menyelam, hingga penginapan. Sangalaki Dive Lodge adalah pihak yang bertanggung-jawab untuk urusan ini.
Hal menarik yang bisa anda lakukan di Pulau Sangalaki selain melihat aktifitas penyu adalah menyelam bersama pari manta. Pari manta adalah hewan laut yang langka. Beberapa pengunjung ada yang datang ke Pulau Sangalaki khusus untuk melihat pari manta ini. Di laut bebas, tubuh pari manta yang berbentuk seperti layang-layang ini bisa mencapai lebar 7 m.
Tapi yang hidup di Pulau Sangalaki adalah dari jenis pari manta karang yang tubuhnya hanya bisa tumbuh hingga selebar 5,5 m. Tetap saja pengalaman menyelam bersama pari manta merupakan pengalaman yang luar biasa. Perjalanan jauh untuk melihat pari manta di Pulau Sangalaki bisa dibilang sepadan.
Untuk penginapan, Sangalaki Dive Lodge menyediakan 10 pondok yang mereka sebut dengan chalets dengan pemandangan yang langsung menghadap ke laut. 10 chalets tersebut dibagi menjadi 2 tipe, yaitu Euro dan Bornoe. 4 chalets adalah tipe Euro, sementara yang 6 lainnya merupakan tipe Borneo. Setiap chalets mempunyai beranda sendiri, dengan dua unik kasur, dan kamar mandi yang dilengkapi dengan pancuran air panas.
Hanya chalets yang bertipe Euro yang dilengkapi dengan AC. Selain penginapan, fasilitas pendukung lainnya yang disediakan seperti teras berjemur, ruang santai, dan ruang makan. Ada bangunan yang disebut dengan dive station. Bangunan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan alat selam sekaligus tempat briefing yang biasanya dilakukan sebelum menyelam.
Untuk menuju ke Pulau Sangalaki, anda bisa menumpang speed boat dari pulau lainnya yang ada di Kepulauan Derawan. Bisa juga langsung berangkat dari Pelabuhan Tanjung Batu. Pelabuhan ini berada di Tanjung Redeb, Kabupaten Berau. Dari Tanjung Redeb diperlukan waktu 2,5 jam untuk menuju ke pelabuhan.
Tanjung Redeb mempunyai bandara yang melayani rute dari Jakarta. Sementara speed boat yang ada di Pelabuhan Tanjung Batu bisa disewa dengan biaya Rp 400.000 untuk menuju ke Pulau Sangalaki. Tidak seperti Pulau Derawan yang setiap jum’at disinggahi oleh Kapal Cepat, Pulau Sangalaki tidak mempunyai fasilitas ini. Jadi satu-satunya cara adalah menggunakan speed boat sewaan.

 Real Story

Berenang Bersama Ubur-Ubur Danau Kakaban, Kalimantan Timur

Dermaga Danau Kakaban
Dermaga Danau Kakaban.
Danau Kakaban terletak di Pulau Kakaban, Kalimantan Timur. Letaknya tidak jauh dari Pulau Derawan. Pulau Kakaban adalah salah satu dari total 31 pulau yang tergabung dalam Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Pulau Kakaban masih cenderung murni dan jarang dikunjungi orang karena lokasi jauh terpencil dan belum ada sarana transportasi yang memadai layaknya tempat wisata alam lainnya.
Danau ini agak berbeda dan unik dengan kebanyakan danau yang ada di Indonesia, di dalam danau ini terdapat ubur-ubur yang tidak menyengat. Berdasarkan informasi dari kawan saya, ubur-ubur seperti ini hanya terdapat di dua tempat di dunia, yaitu di Danau Kakaban, Kalimantan Timur dan Jellyfish Lake di Palau, Mikronesia di kawasan tenggara Laut Pasifik.
Kami bergaya di dermaga
Kami bergaya di dermaga.
Berdasarkan laporan yang disusun oleh Kuenen, peneliti dari Belanda saat melakukan ekspedisi Snellius I pada tahun 1929-1933, melakukan penelitian hidrografi dan geologi dengan mengumpulkan sedimen dasar laut. Menurutnya, Pulau Kakaban terbentuk dari atol yang terangkat dari lempeng samudra dari kedalaman 200-300 meter. Pada awalnya terdapat daratan yang dikelilingi atol, lama kelamaan daratan tenggelam ke dasar laut karena proses geologi. Karang yang membentuk atol ini semakin tinggi, sementara daratan di bagian tengahnya semakin tenggelam sehingga sekarang ini atol pulau Kakaban mencapai ketinggian 40-60 meter di atas permukaan laut. Dan atol setinggi ini diperkirakan terbentuk selama 1-2 juta tahun.
Perjalanan menuju Pulau Kakaban saya awali dari Pulau Derawan karena kebutulan kala itu saya menginap di sebuah penginapan di Pulau Derawan. dari Pulau Derawan memakan waktu empat puluh lima menit menggunakan perahu cepat.
Sesampainya di dermaga Pulau Kakaban saya disuguhi pemandangan laut yang sangat indah, airnya biru dan bening, dasar lautnya terlihat dari dermaga. Sejauh mata memandang terhampar laut biru yang menenangkan mata. Dari dermaga saya harus menaiki tangga kayu yang sudah disediakan pengelola setempat. Danau Kakaban terletak ditengah pulau dan saya harus melewati tangga yang dikelilingi pepohonan bakau besar yang membentuk hutan mangrove. Jalan di tanngga ini harus serba hati-hati karena kondisinya licin.
Saat saya mengunjungi tempat ini saya berenang dan menyelam ke dasar danaunya untuk bertemu ubur-ubur unik ini. Danaunya amat luas dan semakin ketengah semakin dalam, walaupun saya bisa berenang saya tetep berenang membawa pelampung untuk jaga-jaga saja bila saya lelah.
Saya hanya membawa pelampung dan kaca mata renang saja, tidak membawa fin atau kaki katak. Satu hal yang harus diingat saat berenang di danau ini adalah jangan menggunakan kaki katak atau fin, karena benda ini akan membahayakan ubur-ubur bila terkena atau tertendang fin saat kita berenang, dikhawatirkan banyak ubur-ubur yang mati, jadi berenanglah dengan hati-hati dan tetap menjada kelestarian biota Danau Kakaban.
Saya bersama ubur-ubur
Saya bersama ubur-ubur.
Ubur-ubur di Danau Kakaban
Ubur-ubur di Danau Kakaban.
Tak sulit untuk bertemu dengan ubur-ubur lucu ini karena jumlahnya amat banyak, mungkin ratusan, atau bahkan ribuan. Bagi saya terdapat sensasi unik tersendiri berenang bersama ubur-ubur ini, saya sempat memegangnya terasa seperti agar-agar, kenyal-kenyal menggemaskan. banyak ubur-ubur yang berkeliaran di depan mata saya, berenang kesana kemari. dan Fakta unik lainnya adalah ubur-ubur ini berenang dengan cara mundur.
Saat saya lelah saya mengapungkan diri saya sejenak di permukaan air danau dengan pelampung sambil membayangkan sungguh luar biasa bentang alam di Indonesia. Pulau dan Danau Kakaban memang tercipta sebagai anugerah Tuhan untuk bangsa Indonesia. Tempat seperti Danau Kakaban harus dirawat dan di jaga sebagai kawasan konservasi, harus dikelola secara arif dan bijaksana oleh para pihak terkait, agar kawasan tersebut tetap lestari dan berkesinambungan hingga waktu-waktu yang akan datang. Sebagai warisan yang dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.
Pengalaman yang tak terlupakan berenang di Danau Kakaban. Setelah puas berenang di Danau Kakaban saya kembali ke Dermaga Pulau Kakaban, tiba saatnya bagi saya untuk menyelami keindahan laut disekitar Pulau Kakaban, dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju Pulau Sangalaki.

INGIN LEBIH TAHU TENTANG PULAU KAKABAN ?? YUKK KUNJUNGI LINK DIBAWAH INI ^^
http://www.indonesia.travel/id/destination/816/pulau-kakaban

Berau - Kepulauan Derawan menawarkan Pulau Maratua yang sangat indah. Tidak cuma bentang alam yang menawan, di sini juga tersedia tempat menginap yang nyaman untuk wisatawan.




Para penyelam handal sudah menjadikan Pulau Derawan sebagai salah satu target utama untuk menyelam. Tapi jangan salah, di sekitar Pulau Derawan yang termasuk Kabupaten Berau, Kalimantan Timur itu masih ada beberapa pulau lagi yang tak kalah cantik, baik darat maupun lautnya.

Salah satunya adalah Pulau Maratua. Untuk mencapai pulau ini, kita memerlukan waktu perjalanan laut sekitar satu jam dari Pulau Derawan. Kalau dari Pelabuhan Tanjung Redep, kita perlu pergi dulu ke Tanjung Batu dengan mobil, pulang pergi Rp 800 ribu untuk enam orang. Kemudian naik boat dari Tanjung Batu ke Maratua dengan harga sewa Rp 3 juta pulang pergi, untuk kapasitas 10 orang.

Pulau ini menawarkan banyak pesona, selain wisata bahari yang menjadi incaran para diver lokal dan mancanegara. Pulau Maratua juga memiliki gua dan danau yang pantas dikunjungi.

"Maratua itu bagus dan unik. Di sini ada resort yang bagus, ada pemukiman warga asli Suku Bajo, memiliki aset wisata yang banyak, ada gua-gua, danau dan yang unik disini adalah Danau Ubur-ubur," ujar Abdul Rozak (31), traveler asal Jakarta, kepada detikTravel saat berkunjung ke Maratua pekan lalu.

Di Pulau Maratua, Anda akan menemukan sebuah penginapan yang nyaman dengan rupa fasilitas yang cukup baik. Misalnya di Maratua Paradis, penginapan ini yang memasang biaya Rp 650 ribu per kepala untuk water villa dan Rp 550 ribu untuk pantai, dengan kapasitas villa berkisar 2-3 orang. Ini sudah termasuk layanan makan tiga kali sehari.

Penginapan ini juga memiliki fasilitas untuk diving dan snorkeling yang akan dikenakan biaya terpisah. Namun bila biaya penginapan ini terlalu mahal, warga sekitar memberikan opsi home stay.

Harganya per kamarnya berkisar Rp 250 ribu tanpa AC dan Rp 350 ribu dengan AC, termasuk makan. Di Desa Payung-Payung, Berau, layanan home stay lebih murah yakni berkisar Rp 150 ribu per kamar.

"Maratua paling kaya dan paling lengkap,"
Panduan Lengkap Berwisata ke Kepulauan Derawan


Udah pada tau Derawan kan?
Oke kalau masih belum saya jelaskan sedikit tentang Derawan, biasanya yang suka jalan-jalan apalagi yang suka pantai dan laut pasti suka di ajak “Yuk ke Pulau Derawan”. Tapi di sini saya lebih suka menyebutnya dengan Kepulauan Derawan.
Yup, pesona keindahan lautnya bukan cuma dimiliki oleh Pulau Derawan, tapi juga pulau-pulau di sekitarnya, wisatawan yang ke sini pasti juga mengunjungi pulau tetangganya seperti Pulau Kakaban, Sangalaki dan Maratua.
Keindahan pantai dan bawah lautnya sulit deh diungkapkan dengan kata-kata, datang saja ke sini untuk mengetahuinya. Oh ya Kepulauan Derawan berada di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Berau.

Pulau Sangalaki
Bagaimana menuju Kepulauan Derawan?
Ada banyak cara untu menuju kepulauan Derawan. Semua akan kita bahas dari cara yang paling murah, yaitu:
Via Darat:
Bagi yang sudah berada di Kalimantan bisa dengan jalan darat yang sudah tersambung walaupun di beberapa tempat jalannya masih rusak.
Rutenya: Palangkaraya –> Banjarmasin -> Balikpapan -> Samarinda -> Tanjung Redeb -> Tanjung Batu -> Pulau Derawan.
Rincian Biaya:
Banjarmasin-Samarinda (Bus) = Rp. 120.000-150.000
Samarinda – Tanjung Redeb (Travel semacam mobil Avanza)= Rp. 275.000-300.000
Tanjung Redeb – Tanjung Batu (Travel semacam mobil Avanza) = Rp. 100.000
Tanjung Batu – Pulau Derawan (Speedboat) = Rp. 100.000
Via Udara:
Untuk via udara dari kota asal ada banyak penerbangan menuju Balikpapan, kemudian dari Balikpapan bisa melalui dua cara, yaitu lewat Berau atau lewat Tarakan. Kedua cara ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing. Yang lewat Tarakan kelebihannya adalah lebih murah dan lebih banyak pilihan penerbangannya dari pada melalui Berau.
Namun yang dari tarakan lebih jauh jalur lautnya untuk menuju Pulau Derawan dan tidak ada speedboat reguler atau untuk umum, sehingga harus menyewa sendiri. Lewat Tarakan lebih mudah bagi yang berangkat secara rombongan.
Sedangkan dari Berau lebih mudah bagi yang sendiri karena ada banyak mobil travel umum menuju Tanjung Batu dan Speedboat umum menuju Pulau Derawan.
Maskapai yang melayani penerbangan Balikpapan ke Berau dan Balikpapan: Sriwijya Air, Wings Air, Kalstar, Garuda Indonesia. Untuk harga bervariasi tergantung musim dan maskapai, silahkan cek di masing-masing web untuk membandingkan harga.

Pangkalan travel di Tanjung Redeb
Tinggal dimana disana?
Ada banyak tempat pilihan untuk menginap di Kepulauan Derawan, dari tingkat penginapan, homestay sampai Resort semua tersedia, tegantung budget anda yang tersedia.
Tempat yang paling lengkap ada di Pulau Derawan, yang paling murah adalah Penginapan Ilham (Rp. 100.000), untuk Homestay di Rumah penduduk sekitar Rp. 150.000. Di atas itu ada cottege yang di bangun di atas laut (Sekitar Rp. 250.000) serta Resort dengan harga di atas lima Ratus Ribu Rupiah hingga jutaan.
Alternatif lain untuk tinggal adalah di Pulau Maratua, di sini juga bisa menginap di homestay penduduk, tapi tarifnya lebih mahal sedikit daripada di Pulau Derawan. Yang punya uang lebih juga bisa mencoba menginap di Maratua Paradise Resort yang terkenal, tarinya permalam dari Rp. 660.000,- per orang per malam untuk Water Villa, dan Rp. 550.000,- per orang per malam untuk Beach Villa.
Dua pulau lain yaitu Pulau Nabucco dan Sangalaki cuma ada satu buah resort yang bayarnya pakai dolar.

Resort di Pulau Derawan
Di Kepulauan Derawan ngapain aja?
Atraksi utama di Kepulaun Derawan tentu saja yang berkaitan dengan wisata air dan bawah laut. Ada beberapa pulau yang bisa di kunjungi di Kepulaun Derawan, yaitu Pulau Maratua, Kakaban, Sangalaki, Nabucco, Bakungan dan Pulau Derawan itu sendiri.
Aktifitas yang biasa dilakukan adalah berjemur di pantai, berenang, snorkeling, diving, serta melihat penyu.
Ada banyak tempat penyewaan alat snorkeling di Pulau Derawan dengan tarif sekitar dan Rp. 50.000 per hari. Sedangkan bagi para diver juga tersedia beberapa Dive Centre dengan alatnya yang lengkap.

Berenang di Danau Kakaban
Berkeliling di Kepulauan Derawan
Untuk berkeliling di Pulau Derawan bisa bejalan kaki karena pulaunya yang tidak terlalu besar. Sedangkan untuk ke pulau-pulau lainnya karena tidak ada kapal regular jadi harus menyewa sendiri.
Ada beberapa pilihan speedboat yang bisa digunakan untuk berkeliling sesuai, harga tergantung besar dan kapasitas penumpang.
Untuk speedboat dengan kapasitas 3 sampai 4 orang untuk satu hari Rp. 1.500.000 sampai Rp. 2.000.000 untuk satu hari. Speedboat dengan kapasitas 6 orang hingga 12 orang lebih mahal lagi.

Gak mau Repot?

Udah ikut paket tour aja, bagi yang datang cuma sendiri atau berdua memang gabung dengan orang lain akan lebih menghemat di biaya sewa mobil dan speedboat yang harganya lumayan mahal. Kebetulan kita juga ada open trip buat ke Kepulauan Derawan, yang mau gabung silahkan klik di sini (Link)

Contact Person di Pulau Derawan

Travel Samarinda-Berau: 081347257555 / 082149128933

Adi (081250280806), Travel Berau – Tanjung Batu

Bapak Sanusi (081346538448), pemilik Sari Cottage dan beberapa speedboat
Pak Usman (081347807078), Penginapan Ilham
Hendrik (081346531978), sewa speedboat
Pak Heru (081346562765), untuk penginapan Derawan Beach Cafe & Cottage
Pak Kadek (08134621782), Danakan Dive Center, dari sewa mobil, sewa speedboat, penginapan sampai dive trip.
Maratua Paradise Resort 082157169229 atau 085246585368 (Ilsam)
Tips Tambahan
Silahkan baca di sini (link)
Mudah–mudahan sedikit penjabaran di atas bisa membatu teman–teman yang ingin berwisata ke Kepulauan Derawan. Selamat Berlibur dan tetap jaga kelestarian alam serta terumbu karang.... jangan di pegang atau di injak yaaaa...
Happy Responsible Travel!
Kepulauan Derawan


Lokasi Kepulauan Derawan, Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur

Pantai Pulau Derawan
Kepulauan Derawan adalah sebuah kepulauan yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Di kepulauan ini terdapat sejumlah obyek wisata bahari menawan, salah satunya Taman Bawah Laut yang diminati wisatawan mancanegara terutama para penyelam kelas dunia.

Kepulauan Derawan memiliki tiga kecamatan yaitu, Pulau Derawan, Maratua, dan Biduk Biduk, Berau.

Sedikitnya ada empat pulau yang terkenal di kepulauan tersebut, yakni Pulau Maratua, Derawan, Sangalaki, dan Kakaban yang ditinggali satwa langka penyu hijau dan penyu sisik.

Secara geografis, terletak di semenanjung utara perairan laut Kabupaten Berau yang terdiri dari beberapa pulau yaitu Pulau Panjang, Pulau Raburabu, Pulau Samama, Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Nabuko, Pulau Maratua dan Pulau Derawan serta beberapa gosong karang seperti gosong Muaras, gosong Pinaka, gosong Buliulin, gosong Masimbung, dan gosong Tababinga.

Di Kepulauan Derawan terdapat beberapa ekosistem pesisir dan pulau kecil yang sangat penting yaitu terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau (hutan mangrove). Selain itu banyak spesies yang dilindungi berada di Kepulauan Derawan seperti penyu hijau, penyu sisik, paus, lumba-lumba, kima, ketam kelapa, duyung, ikan barakuda dan beberapa spesies lainnya.

Kepulauan Derawan ini sedang dipromosikan oleh Kabupaten Berau dan Provinsi Kalimantan Timur, sebagai salah satu wisata andalan. Wisatawan lokal dan Mancanegara, makin berwisata disana, pilihan selain untuk menyelam, melihat proses bertelur penyu, juga menikmati pantai yang bersih dan indah. Sepanjang pantai bersih dan tidak ada sampah. Fasilitas komunikasi di Kepulauan Derawan sudah baik, sebagai contohnya adalah sudah terjangkau dengan sinyal 3G.

Resort dan Penginapan yang ada di Kepulauan Derawan banyak tersebar di pinggir pantai, dengan harga yang lebih murah misalnya dibandingkan dengan tempat wisata di Bali maupun di Lombok.

Kepulauan Derawan telah dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2005.